Oleh: Irwan Hidayat,
Bersyukur inilah salah satu yang patut tertanam dalam diri pemuda HMI khususnya, karena apa? pemuda hari ini dan pemuda era-bung Karno itu tentu sangat jauh berbeda. Pemuda hari ini hanya mengisi “tong bekas” hasil kemerdekaan zaman dahulu. Semua orang berlomba dan bekerja keras siang dan malam untuk mendapatkannya hingga terkadang ia lupa akan dirinya. Inilah jiwa pemuda. Jiwa yang penuh gelora dan semangat membara, hingga ketika seorang pemuda sudah tidak lagi punya semangat, harapan dan cita-cita dalam hidupnya maka sesungguhnya ia telah menua sebelum tua.
Mengawali tulisan ini, saya teringat perkataan Edy Ortega dalam diskusi cangkruk vol. 1 beliau adalah salah satu kordinator MW KAHMI Jawa Timur yang mengatakan “Setiap generasi punya zamannya, hari ini adalah zamannya para pemuda HMI sekalian makanya jangan sampai gagal dalam memahami zamannya, jadi ketika gagal dalam memahami zamannya itu adalah awal dari kejumudan”
Jika dahulu Islam dan bangsa ini pernah mencapai masa kejayaannya melalui sentuhan para pemuda, saat ini merupakan saat yang tepat bagi pemuda untuk bangkit tampil kembali. Banyak sekali peran pemuda untuk ikut andil dalam membangun kekuatan bangsa, khususnya gerak langkah pemuda dalam mengisi kemerdekaan, di antaranya saya coba rangkum dalam tiga langkah berikut ini.
Tiga Solusi, Pemuda HMI (!)
Pertama, pemuda harus menumbuhkan sikap peduli terhadap sesama dan terlibat langsung dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Langkah pertama ini dilatarbelakangi oleh problematika akut bangsa saat ini dari sisi SOSIAL-ekonomi.
Makna kata merdeka sendiri jangan sampai diartikan terbebas dari penjajahan dalam artian perang. Namun, lebih dari itu, merdeka juga harus dimaknai terbebasnya dari belenggu intervensi, terutama masalah ekonomi.
Hal ini sebagaimana doa Rasulullah SAW dalam haditsnya, “Dan aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran dan kekufuran.” (HR an-Nasa’i). Maka salah satu peran pemuda Muslim dalam mengisi kemerdekaan ini adalah dengan cara terlibat aktif untuk menjadi bagian dari solusi masalah tersebut (problem solver).
_Kedua,_ pemuda harus mendukung produk dalam negeri dengan mengenalkan karya dan budaya Indonesia kepada dunia. Langkah kedua merupakan sebuah manifestasi untuk memajukan EKONOMI bangsa dan ini ini salah satu karakter utuh sosok pemuda yang harus tampil menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif.
Pemuda harus menjadi bagian penting dalam mewujudkan visi dan misi bangsa yang besar tersebut karena umat Muslim adalah umat terbaik. Allah SWT berfirman, “Kamu (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran[3]: 110).
_Ketiga,_ pemuda harus terlibat dalam memajukan sektor PENDIDIKAN. Aset terbesar dari suatu negara bukanlah sumber daya alamnya semata. Lebih dari itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) pun menjadi faktor penting yang dapat mendeskripsikan kekuatannya.
Dalam Islam sendiri kualitas pendidikan menjadi satu hal yang sangat diprioritaskan karena melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu dengan baik. Allah SWT berfirman, “… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …” (QS al-Mujadilah [58]: 11).
Dan penulis sadar bahwa dari tiga hal tersebut, penulis belum merdeka secara pribadi. Dan paling tidak kita sadar bahwa dari catatan-catatan tersebut penting untuk di tanam sejak dini untuk segera dilalui.
 Semoga tiga langkah di atas menjadi gambaran besar bagaimana pemuda untuk mengisi makna kemerdekaan yang hakiki untuk bangsa ini. Selamat HUT RI yang ke-76, semoga Indonesia semakin maju, bangkit, dan sejahtera bersama para pemudanya.
Penulis adalah Irwan Hidayat aktivis Himpunan Mahasiswa Islam
 
 
 
  
 
 
 